Dialog
Akademik kembali diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Riset Himpunan
Teknik Industri 2014 pada hari Jumat, 25 April 2014 di R302, Gedung Teknik
Industri UNDIP. Esensi dari kegiatan ini sendiri bertujuan untuk mencari solusi
mengenai berbagai permasalahan yang seringkali menghambat perkembangan Teknik
Industri UNDIP dengan mengedepankan diskusi dua arah antara pihak pengelola dan
mahasiswa.
Acara dibuka
oleh Ketua Jurusan Teknik Industri Undip, Ir. Bambang Purwanggono, M.Eng serta
dihadiri oleh dosen, karyawan, ketua dan sekretaris umum HMTI 2014, serta
mahasiswa aktif Teknik Industri. Dalam sambutannya, Ir. Bambang Purwanggono, M.Eng
memberikan apresiasi kepada HMTI mengenai pelaksanaan dialog akademik untuk
membahas kekurangan yang ada pada sistem ini dan kemudian mencari solusi
bersama-sama untuk membuat Teknik Industri lebih baik dalam hal kualitas
lulusan serta kualitas pembelajarannya. Selain itu, forum ini menjadi bagian
dari pengimplementasian demokrasi dalam institusi pendidikan, bagaimana
mahasiswa menyampaikan aspirasi mereka kepada pengelola dengan mengedepankan
nilai-nilai intelektual mahasiswa untuk bersama-sama menuju cita-cita yang akan
dicapai.
Dari hasil
diskusi yang didapati 10 poin penting yang patut menjadi perhatian semua
masyarakat Teknik Industri UNDIP.
1.
Pengambilan SKS
Mengenai pengambilan SKS, mahasiswa dihimbau untuk
memperhatikan jumlah SKS (beban kuliah) yang akan ditempuh disemester tersebut
sehingga bisa menyeimbangkan porsi antara organisasi dengan perkuliahan dan
diharapkan nilai yang yang diperoleh maksimal juga.
2.
Pendelegasian Lomba
Adanya pengorgansasian pendelegasian lomba dengan memaksimalkan
Tim Olimpiade Teknik Industri untuk mengkader calon juara Teknik Industri.
Dibentuknya kelompok untuk dipersiapkan ke lomba-lomba mengenai keteknik
industrian. Selain itu jurusan tidak akan memberikan dana bagi tim yang tidak
mendapatkan persetujuan dari Himpunan Mahasiswa Teknik Industri dan Dosen
Pembina Kemahasiswaan. Diharapkan juga mahasiswa yang pernah mengikuti
perlombaan sebelumnya, melakukan pembinaan terhadap tim lomba berikutnya.
3.
Pengeloaan PKM
Proposal-proposal PKM disampaikan ke jurusan (Dosen
Pembina Kemahasiswaan) melalui himpunan. Proposal yang belum mendapat rekomendasi
dari Dosen Pembina Kemahasiswaan tidak akan diproses lebih lanjut.
4.
Parkir di bawah Plang TI
Dengan adanya peraturan dari universitas yang melarang
untuk parkir di lahan bukan parkir maka sangat tidak diperbolehkan parkir di
bawah plang TI.
5.
Gedung Baru
Pengerjaan gedung baru sudah mencapai 80% dan
diperkirakan bisa ditempati semester depan. Beberapa fasilitas yang disediakan
diantaranya dua kantin, satu bookstore yang dilengkapi dengan jasa fotocopy, ruang kuliah, mushola, teras,
parkir motor.
6.
Kuota Penerimaan Mahasiswa
Untuk beberapa tahun mendatang, jurusan tidak akan
menambah kuota penerimaan mahasiswa baru, kuota berada di range yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut
disesuaikan dengan jumlah dosen dan jumah ruang yang masih terbatas.
7.
Jadwal UTS
UTS hanya dilaksanakan selama satu minggu mengingat keefektifan
dan waktu kuliah yang terlalu pendek, karena pada dasarnya UTS hanya mereview
materi-materi yang diajarkan serta mengukur seberapa besar pemahaman mahasiswa
dalam menerima materi yang diajarkan. Selain itu target peraturan pertemuan perkuliahan
yang harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan yakni batas minimal sebanyak 14x
pertemuan.
8.
Mata Kuliah Olahraga
Olahraga di semester 7 merupakan cara preventif untuk mengurangi
kegagalan tes kesehatan yang sering dialami oleh sarjana awal ketika melamar
pekerjaan. Diharapkan dengan mekanisme ini, dapat mengubah pola hidup tidak
sehat mahasiswa menjadi pola hidup sehat.
9.
Perwalian
Akan ditingkatkan fungsi dosen wali untuk melakukan
pendampingan dan pembimbing terutama pada saat pengisian KRS.
10.
Pentingnya KP & KKI
KP dan KKI merupakan kegiatan yang pada dasarnya
mempunyai prinsip yang sama yaitu untuk menambah pengalaman mahasiswa dalam industrial placement. Kegiatan ini
diharapkan untuk meningkatakan kepekaan mahasiswa dalam menghadapai masalah
dalam kerja sehingga memahami dan dapat menentukan metodologi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
11.
Sistem Praktikum
Semua tahap dalam praktikum
merupakan hal yang perlu untuk dijalankan yaitu tugas pendahuluan dan pre-test
untuk menguji kesiapan praktikan, asistensi laporan merupakan bentuk dari
pendampingan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun hal yang tidak
diperkenankan, yakni menciptakan ruang “abu-abu” dengan istilah “kebijakan
asisten” dengan tindakan mempersulit praktikan. Adanya standardisasi praktikum.
Diharapkan tidak ada lagi pola-pola kegiatan kaderisasi dalam praktikum.
Dalam hal ini, diharapkan pengkoordinasian
antarlab ditingkatkan sehingga tidak ada jadwal yang bertabrakan dan jadwal
dapat dipublikasikan ke praktikan jauh sebelum jadwal praktikum. Perlunya
pengorganisasian praktikum; mengadakan evaluasi bersama dengan koordinator
himpunan, selanjutnya melaporkannya ke jurusan. Membangun komunikasi yang baik
antara praktikan dengan asisten. Jika ada ketidakadilan dalam praktikum,
praktikan diperbolehkan untuk lapor ke pengelola langsung, begitu juga halnya
ketika asisten laboratorium mengalami kesulitan.
Demikian notulen Dialog Akademik dibuat
untuk dapat dijadikan bahan informasi seluruh pihak, sehingga mahasiswa menjadi
lebih peduli dan kritis dengan masalah di lingkungan TI, mencari solusinya,
serta mengaplikasikannya. Mari kita bergerak bersama dan seirama dengan
keyakinan yang kuat untuk TI lebih baik. TI! Jaya!